BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Balakang
Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemahkan, karena anak pada
umumnya masih menggunakan struktur bahasa yang masih kacau dan masih mengalami
tahap transisi dalam berbicara, sehingga sukar untuk dipahami. Lingkungan
sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, sehingga hasil bahasa yang
diucapkan oleh anak-anak berdasarkan dari kemampuanya dalam berinteraksi
langsung pada bahasa-bahasa yang ada di sekitarnya.
’Pemerolehan bahasa’ yang diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh
anak-anak untuk mencapai kesuksesan penguasaan yang lancar serta fasih terhadap
’bahasa ibu’ mereka atau yang sering dikenal dengan bahasa yang terbentuk dari
lingkungan sekitar. ’Pemerolehan’ tersebut dapat dimaksudkan sebagai pengganti
’belajar’ karena belajar cenderung dipakai psikologi dalam pengertian khusus
dari pada yang sering dipakai orang (Tarigan, Guntur; 1986: 248). Dalam hal ini
pemerolehan bahasa pada anak akan membawa anak pada kelancaran dan kefasihan
anak dalam berbicara. Rentang umur anak di usia balita umumnya mempunyai
kemampuan dalam menyerap sesuatu dan ingatan cenderung lebih cepat dibandingkan
usia-usai diatas balita.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian perkembangan bahasa?
2. Bagaimana
perkembangan bahasa anak pada usia 2 tahun?
C. Tujuan
Penelitian
1. Untuk mengetahu perkembangan bahasa
2. Untuk mengetahui perkembangan bahasa pada anak usia 2 tahun
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Kemampuan seseorang dalam
berbahasa terdiri dari dua aspek, yaitu kemampuan reseptif (menerima) dan
kemampuan ekspresif (menyampaikan). Kemampuan reseptif adalah kemampuan untuk
memproses dan memahami pesan dari bahasa, baik tertulis, lisan, maupun
isyarat/gestur. Contohnya adalah anak memahami instruksi “taruh sepatu di rak”
dari orangtua. Di sisi lain, kemampuan ekspresif adalah kemampuan untuk
menghasilkan suara atau kata secara lisan, isyarat/gestur, atau bentuk tertulis
untuk menyampaikan pesan. Contohnya adalah kemampuan
anak untuk menyampaikan kebutuhannya, “Mau minum”.
Perkembangan bahasa dan tentunya perkembangan psikososial, memungkinkan
anak untuk mulai belajar menyampaikan keinginan dan kebutuhannya dengan
kata-kata yang dapat dimengerti orang lain, tidak lagi dengan menangis dan
tantrum.
B. Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia 2 Tahun
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi setiap
orang, termasuk anak-anak. Bahasa yang pertama dikenali anak adalah bahasa ibu.
Maka dari itu pemerolehan bahasa merupakan proses yang berlangsung didalam otak
seorang anak-anak ketika ia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Agar dapat berbahasa dengan baik dan lancar , anak-anak memerlukan latihan yang
intensif dan bertahap. Hal ini sesuai dengan pendapat Soenyono Darjowidjojo
(Tarigan dkk.,1998) bahwa pemerolehan bahasa anak itu tidaklah tiba-tiba atau
sekaligus, tetapi bertahap. Kemajuan kemampuan berbahasa mereka berjalan
seiring dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Oleh
karena itu, perkembangan bahasa anak ditandai oleh suatu rangkaian kesatuan
yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana menuju tuturan yang
lebih kompleks. Perkembangan bahasa anak itu dipengaruhi oleh bakat
bawaan, lingkungan atau faktor lain yang menunjang, yaitu perkembangan fisik
dan intelektual.
Perkembangan bahasa sangat
berhubungan erat dengan maturasi otak. Secara keseluruhan terlihat dengan berat
kasar otak yang berubah sangat cepat dalam 2 tahun pertama kehidupan. Hal ini
disebabkan karena mielinisasi atau pembentukan selubung sistem saraf. Proses
mielinisasi ini dikontrol oleh hormon seksual, khususnya estrogen. Hal ini
menjelaskan kenapa proses perkembangan bahasa lebih cepat pada anak perempuan.
Kemampuan ini meningkat seiring dengan perkembangan anak
usia 2 tahun, antara lain :
· Menguasai 50 atau lebih perbendaharaan kata.
· Mulai menggabungkan dua kata sekaligus, contohnya, “mau
makan”.
· Dapat menyebutkan organ tubuh seperti hidung, telinga atau
mata, ataupun benda sederhana di sekelilingnya.
· Mampu memahami dan menjalankan perintah dari kalimat
perintah sederhana, misalnya “Tolong ambilkan mainan itu dan berikan pada ibu”.
C. Laporan Observasi
Mengamati anak usia 2 tahun:
Nama :
Mariam
Jenis Kelamin :
Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir :
Pontianak, 03 Januari 2015
Umur :
2 Tahun
Alamat :
Jalan H.M Suwignyo, Gang Sudiharjo,
Tempat Observasi :
Rumah Kediaman Narasumber,Pontianak
Kemampuan yang diamati :
1) Kemampuan
anak berbicara dengan kalimat sederhana(2-3 kata)
Untuk dapat mengetahui kemampuan
anak berbicara dengan kalimat sederhana, saya mengajak Mariam untuk berbicara
seperti”adek bobok” dan Mariam mengikuti kata yang saya ucapkan.
2) Kemampuan
anak menunjuk benda atau gambar bila nama bendanya disebutkan, misalnya Saat
saya mengajak Mariam bermain ,saya menunjuk benda tersebut dan menyebutkan nama
nya. Dan Mariam mengetahui benda yang saya sebutkan tadi.Mariam sudah banyak
tau tentang benda-benda disekitarnya.
3) Kemampuan
anak mengikuti instruksi sederhana,misalnya “pakai sepatu”, “ambilkan gelas” .
Intruksi tersebut secara tidak langsung Mariam mengikutinya.
4) Kemampuan
anak mengenali nama-nama orang ,benda ,dll.
Untuk dapat mengetahui kemampuan
anak mengenali nama-nama benda, saat Mariam bermain dengan Ibunya , Ibunya
mengambil barang dan menunjukkan nya . Dan Mariam menjawab nama barang
tersebut.
5) Kemampuan anak memahami arti
gestur/isyarat yang familiar baginya,seperti anggukan
(iya,boleh),gelengan(bukan,tidak,jangan),telapak tangan di depan(stop,tos).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemerolehan
bahasa anak dapat secara maksimal diperoleh dari lingkungannya, sehingga
pemerolehan yang maksimal dapat mempengaruhi output bahasa yang dikeluarkan
dari anak tersebut. Dari perolehan laporan observasi, menunjukan bahwa
keberhasilan anak umur dua tahun dalam berbahasa kaitannya dengan kefasihan
dalam berbicara adalah ditunjang oleh faktor lingkungan. Adapun cakupan
komponen yang termasuk dalam katagori lingkungan adalah peran aktif orang tua,
fasilitas pendukung dalam pemerolehan bahasa, orang-orang terdekat dengan anak,
misalnya kakak, kerabat dan saudara yang usianya di atas anak tersebut.
Berkaitan
dengan ketercapaiannya berbahasa pada subjek penelitian, pada tataran fonologi
ini Mariam yang berumur dua tahun telah cukup banyak memperoleh dan meproduksi
berbagai fonem yang dapat membedakan arti kata-kata yang diucapkannya. Mariam
sudah menguasai pemerolehan bunyi vokal dasar (Sistem Vokal Minimal) yakni
bunyi vokal dasar /a/, /i/, dan /u/. Mengenai konsonan, Mariam pun sudah
menguasai Sistem Konsonan Minimal dalam bahasanya. Pada tataran morfologi
bahasa yang dipakai Mariam, masih tergolong belum teratur.
B.
Saran
Dari laporan
observasi mengenai bahasa anak umur dua tahun di atas, bahwa umumnya anak
dalam usia tersebut memiliki semangat dalam berbicara, dan rasa
keingintahuannya cenderung lebih besar. Misalnya seperti menceritakan sesuatu
yang terjadi di sekelilingnya kepada orang-orang terdekat, atau berbicara
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari lingkunganya. Namun demikian,
mereka cenderung belum mempunyai kemampuan dalam pengontrolan emosi, sehingga
bahasa yang dikeluarkan cenderung mengalami ketersendatan atau yang sering
dikenal dengan penyakit gagap dalam berbicara.Pendidikan bahasa pada anak-anak
tersebut harus selalu di tingkatkan untuk memperoleh hasil berbicara yang baik. Peran
orang tua sebagai fasilitator harus ekstra-aktif dalam pertumbuhan bahasa anak.
Dengan keaktifan tersebut diharapkan anak memperoleh bahasa yang baik dan
lancar dalam berbahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Djardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik:Pengantar
Pemahaman Bahasa Manusia.
Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.
Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D. Human Development. 11th ed. New
York: McGraw-Hill
http://www.education.com/reference/article/Ref_Cognitive/
https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/preschool.aspx
http://firstyears.org/miles/chart.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar